Karakteristik Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam peroses belajar. Para guru dituntut agar
mampu memahami, menggunakan alat-alat yang tersedia atau media
pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan, maupun
teknologi pembelajaran, menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran serta
peralatan-peralatan yang semakin canggih. Boleh dikatakan bahwa dunia
pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, di mana kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian bahan
pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah, dan
diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih
mengedepankan peran siswa dan pemanfaatan multimedia.
Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada kompetensi-kompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, peran media
pembelajaran menjadi semakin penting. Pembelajaran yang dirancang secara
baik dan kreatif dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dalam batas-batas
tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak,
mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Setiap jenis media memiliki karakteristik
masing-masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan
proses belajar peserta didik. Agar peran sumber dan media belajar tersebut
menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu
perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan
fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan
para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok
untuk pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.
Dari contoh pengelompokan yang dilakukan oleh Scharmm,
kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya
yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Jadi antara klasifikasi
media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
Karakteristik media pembelajaran dapat dilihat menurut
kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk
tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Dalam pengertian teknologi
pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari
sistem instrusional di samping pesan, orang, teknik dan peralatan. Dari usaha
penantaan yang timbul yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan
atau karakteristiknya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh
Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar
tertentu.
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik
tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm
melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat
diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh. Karakteristik media juga dapat dilihat
menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal
ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting
artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media (Arief S. Sadiman, dkk, 2006:28).
Kemp 1975 dalam (Sadiman, dkk. 1990) mengemukakan
bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan
dengan situasi belajar tertentu. Gerlach dan Ely mengemukakan tiga
karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk
mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang
efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran
tersebut (Arsyad, 2002) adalah:
a. Ciri Fiksatif yang menggambarkan
kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan
media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi
masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong
dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat
(atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya,
suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh
urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
c. Ciri Distributif yang menggambarkan
kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan
secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di
berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
No comments:
Post a Comment