Ada banyak klasifikasi yang telah dibuat oleh para ahli untuk memberi batasan pada suatu media. Rudi Bretz ( Sadiman, 2009:20 ) menggolongkan media ke dalam 8 kelas yaitu :
·
Media audio visual gerak
·
Media audio visual diam
·
Media audio semi gerak
·
Media visual gerak
·
Media visual diam
·
Media semi-gerak
·
Media audio Media
Seels dan
Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional
berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio,
penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak,
permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa
media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis
mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).
Arsyad
(2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok:
1.
media hasil teknologi cetak
2.
media hasil teknologi audio-visual,
3.
media hasil teknologi berbasis komputer, dan
4.
media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Sihkabuden
dalam (2002) bukunya mengklasifikasikan media dalam bentuk dan ciri fisiknya,
yaitu:
1.
Media pembelajaran dua dimensi
2.
Media pembelajaran tiga dimensi
3.
Media pandang diam
4.
Media pandang gerak
5.
Benda sebenarnya
6.
presentasi verbal
7.
Presentasi grafis
8.
Potret diam
9.
Film
10. Rekaman
suara
11. Simulasi
Sedangkan
Thomas (Sihkabuden, 2002:37) menggolongkan media pembelajaran berdasarkan
pengalaman, yaitu; pengalaman langsung, pengalaman tiruan, pengalaman dari
kata-kata.
Menurut
Schramm (I Wayan Satyasa, 2007 : 10) media digolongkan menjadi media rumit,
mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan
daya liputan, yaitu :
1.
Liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan
facsimile
2.
Liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video,
slide, poster audio tape
3.
Media untuk belajar individual, seperti buku, modul,
program belajar dengan komputer dam telpon
Menurut
Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu:
1.
benda untuk didemonstrasikan,
2.
komunikasi lisan,
3.
media cetak,
4.
gambar diam,
5.
gambar bergerak,
6.
film bersuara, dan
7.
mesin belajar.
Berdasarkan
pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para
guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada
waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media
yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik
pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil
pembelajaran. Dengan adanya beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
media dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
1.
Media dua dimensi (media cetak, potret diam, media grafik,
presentasi grafik)
2.
Media tiga dimensi (film, simulasi, diorama, benda
sebenarnya)
3.
Media pandang dengar ( audio visual, film, rekaman
suara, dsb)
Dari
beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga
saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi media yang baku.
Dengan kata lain, belum ada klalsifikasi media yang berlaku umum dan mencakup
segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran).
Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam
mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi
media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada
saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya,
sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu
pembelajaran tertentu.Multimedia yang akan dikembangkan termasuk dalam kategori
media hasil teknologi audio-visual.
No comments:
Post a Comment